KELEMAHAN ALIRAN RASIONALISME

Rasionalisme memiliki keunggulan yaitu dapat menyelamatkan kita dari pengalaman yang tidak perlu. Contoh, tidak perlu meminum suatu racun untuk mengetahui racun tersebut berbahaya. Dengan akal saja, kita sudah bisa memahami betapa berbahaya suatu racun tanpa harus kita meminumnya. 

Tetapi, apakah segala sesuatu selesai hanya dengan rasionalisme? Tentu saja tidak. Salah satu contoh kelemahan dari metode ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan seseorang yang kita panggil dalam sambungan telepon tidak menjawab. Kita berlogika bahwa orang tersebut membenci kita, sengaja tidak mau mengangkat, atau berbagai logika spekulatif lainnya.

Pemikiran yang kita bentuk bisa saja bersifat rasional, masuk akal, bisa diterima. Tetapi apakah itu jawaban yang sebenarnya. Hanya mengandalkan rasionalisme, kita malah dibenturkan dengan logika A, logika B dan seterusnya. Hanya bisa berlogika dengan spekulasi yang membingunkan. Meskipun masuk akal, tetap saja spekulasi bukanlah jawaban yang sebenarnya. 

Maka apa apa yang harus dilakukan? Mencari jawaban dengan pengalaman. Kita bisa saja mencari lokasinya, menemuinya secara langsung untuk melihat sebenarnya apa yang terjadi. Misalnya, orang yang kita panggil dalam sambungan telepon, setelah kita pergi ke rumahnya, kita mendapati dia sedang tertidur. Oleh karena kita telah mengalami langsung dengan panca indera kita bahwa kita telah melihat ia lelap tertidur, maka spekulasi-spekulasi yang telah kita bangun sebelumnya, gugur semuanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berspekulasi karena tidak mau mengalami, logika yang kita bangun memang masuk akal, rasional, kritis, tetapi bukan fakta sebenarnya. Kaum empiris berkata bahwa semua itu percuma, karena bagi mereka bahwa pengalaman adalah sumber untuk memperoleh ilmu, bukan akal. 

Pada kondisi tertentu, dapat dinyatakan bahwa empirisme merupakan metode yang lebih unggul daripada rasionalisme. Pengalaman dengan panca indera kita dapat menyatakan kesalahan dari pemikiran yang dibangun dari akal, karena ketidaksesuaian dengan fakta yang diperoleh dari pengalaman panca indera.

Comments

Popular Posts